Showing posts with label KM with Marko Arsjad. Show all posts
Showing posts with label KM with Marko Arsjad. Show all posts

Friday, March 12, 2010

Kepemimpinan dalam Tim KM

Peran pemimpin puncak tetap merupakan pendukung pada implementasi strategi KM di perusahaan. Robinson, Anumba, Carrilo, dan Al-Ghassani (2006) mengidentifikasikan peran pemimpin puncak dalam 5 bidang, antara lain:
  1. Mengarahkan pengembangan KM strategi agar semua anggota perusahaan meningkatkan talenta dalam best practice, baik dalam tacit maupun explicit knowledge agar mereka menghasilkan kinerja yang tinggi bagi perusahaan.
  2. Memberi motivasi seeking best practice pada semua anggota perusahaan agar memberi layanan yang berkualitas pada pelanggan
  3. Memfasilitasi tersediannya KM resources yang unggul (seperti budget dan pengembangan SDM) dan KM tools (seperti infrastruktur IT dalam intranet untuk berkolaborasi pada penyebaran best practices)
  4. Mendorong program untuk mengatasi hambatan budaya organisasi (mengidentifikasi budaya perusahaan seperti lemahnya kolaborasi untuk diatasi atau membangun sikap positif terhadap knowledge sharing)
  5. Mengaitkan antara KM dan operasi kerja bagi kinerja organisasi (seperti melakukan publisitas untuk memelihara high profile activities tentang penerapan best practices yang berhasil dalam layanan kepada pelanggan)
Sumber: Knowledge Sharing - DR. Manerep Pasaribu (2009, p.84)

4 Kategori Differences dalam Organisasi

Ghemawat (2007) mencatat adaptasi sebagai kebutuhan organisasi karena perusahaan menghadapi empat kategori differences yang patut diperhatikan, yaitu:
  1. Cultural differences (idiosyncratic tastes)
  2. Administrative differences (perbedaan standar pada beda lingkungan)
  3. Geographic differences (beda lokasi beda climate)
  4. Economic differences (perbedaan income antar peserta di dalam transfer)
Sumber: Knowledge Sharing - DR. Manerep Pasaribu (2009, p.75)

Adaptasi dalam Best Practice Sharing

Balogun dan Hailey (1999) mengajukan 4 tipe adaptasi sebagai strategic change.
  1. Adaptasi bersifat inkremental (melalui learning organization) atau realignment (mengubah kaitan atau sekuen) pada manajemen rutin dan skills.
  2. Adaptasi big bang (perubahan besar yang dapat mengguncang perusahaan).
  3. Evolusi yang bersifat transformasi (seperti mengubah paradigma organisasi).
  4. Revolusi yang menggabungkan big bang transformasi tersebut di atas karena tekanan perubahan lingkungan eksternal yang radikal.
Sumber: Knowledge Sharing - DR. Manerep Pasaribu (2009, p.75)

Thursday, March 4, 2010

Kolaborasi dalam Best Practice Sharing

Dalam manajemen strategik, konsep kolaborasi dipakai dalam konteks hubungan antarorganisasi (inter-organization) maupun antarunit (intra-organization), dan semua kolaborasi diarahkan untuk meningkatkan keunggulan perusahaan (Liedtka, 1996). Riset yang paling banyak dilakukan pada kolaborasi antarorganisasi memakai konsep collaborative partnership (Doz & Hamel, 1998), competitive collaborative (Hamel, Doz dan Prahalad, 1989), dan strategic alliance atau cooperative strategy (Inkpen, 1998) atau horizontal alliance among competing firms dalam jangka panjang (Wahyuni, 2003; Dusaugge dan Garrete, 1999), serta pada tingkat internasional terdapat international collaborative venture (Movery, 1988) atau global strategic partnership (Perlmuter dan Heenan, 1986).

Apabila kolaborasi eksternal dengan perusahaan lain bertujuan memperoleh sumber daya baru atau kekuatan pasar yang lebih besar maka kolaborasi internal organisasi bertujuan membangun sumber daya dan kapabilitas dari unit-unit organisasi. seperti best practices sharing. Pendekatan dynamic capabilities (Teece, Pisano dan Shuen, 1997) menyarankan agar perusahaan membangun kapabilitas dalam proses kolaborasi internal d antara unit-unitnya, selain dengan pihak eksternal untuk memperluas sumber daya dan kapabilitas sehingga kapabilitas internal menjadi dinamis dan mampu menyesuaikan tuntutan perubahan pasar.

Sumber: Dr. Manerep Pasaribu - Knowledge Sharing Meningkatkan Kinerja Layanan Perusahaan (2009, p.66)

Faktor Pendukung dari Best Practice Sharing di Dalam Perusahaan

Faktor pendukung dari best practice sharing terhadap kinerja perusahaan, dalam konteks penerapan knowledge management di perusahaan dapat diuraikan sebagai berikut:
  1. Kepemimpinan Tim KM yang memoderasi best practices sharing dalam meningkatkan kinerja perusahaan; dan
  2. Implementasi transfer dalam best practice sharing, terdiri dari dua komponen; yakni, proses dan kontrol.
Kinerja perusahaan sebagai konsekuensi, dipengaruhi oleh best practice sharing dapat diuraikan hasil-hasil yang diperoleh, antara lain:
  1. Terciptanya nilai tambah bagi stakeholder langsung (konsumen, karyawan dan perusahaan)
  2. Penyebaran dan re-using valuable knowledge (Bukowitz & Williams, 1999; Stankosky, 2005; Levinthal & March, 1993); dan
  3. Mengatasi Knowledge drain/loss (English dan Baker, 2006).
Sumber: Dr. Manerep Pasaribu - Knowledge Sharing Meningkatkan Kinerja Layanan Perusahaan (2009, p.61)

Penerapan Program Knowledge Management di Perusahaan

Penerapan program KM di perusahaan meliputi 4 proses untuk memastikan knowledge berdampak positif pada praktek layanan perusahaan (Achterbergh dan Vriens, 2002):
  1. Penciptaan pengetahuan praktek bisnis (Generation of knowledge)
  2. Penyebaran pengetahuan ke semua tempat kerja (Sharing knowledge)
  3. Pengetahuan selalu tersedia untuk dipakai (Retention of knowledge)
  4. Application or use of knowledge di tempat kerja
Sumber: Dr. Manerep Pasaribu - Knowledge Sharing Meningkatkan Kinerja Layanan Perusahaan (2009, p.60)