Thursday, March 4, 2010

Knowledge Manajemen

Menghadapi iklim usaha yang kompetitif, untuk dapat mempertahankan eksistensinya, ada dua hal pokok yang harus selalu dilakukan oleh suatu perusahaan yaitu ‘to create customers’ dan ‘to innovate’ sehingga menghasilkan nilai-tambah perusahaan terhadap pesaing. Dalam kenyataannya, proses penciptaan customer dan proses inovasi merupakan rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Posisi perusahaan di mata customer sejalan dengan inovasi-inovasi yang mampu dilakukan dan ditawarkan oleh perusahaan. Proses inovasi akan tumbuh subur jika dikembangkan sikap keberanian bereksperimen (menciptakan risiko) dalam suasana kerja yang harmonis yang didukung oleh pengalaman dan pengetahuan yang memadai mengenai lingkup bisnis perusahaan dan perkembangannya.
Oleh karena itu sudah menjadi kesadaran dan kepentingan berbagai perusahaan untuk memacu proses pembelajaran, baik bagi individu pegawai maupun pada tataran organisasi. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, wawasan dan akhirnya percaya diri yang diharapkan akan menunjang peningkatan kinerja individu dan organisasi untuk menghasilkan nilai-tambah bagi perusahaan.

Dalam kaitannya dengan proses learning (pembelajaran), ada 3 kondisi strategis yang perlu selalu diperhatikan dan diperjelas, yaitu:
1. Apa peran learning dalam perusahaan?
2. Bagaimana iklim, budaya, dan infrastruktur dapat menunjang proses learning di perusahaan?
3. Bagaimana kita men-justify kegiatan learning sebagai proses integral dalam bisnis perusahaan?
Jawaban dari tiga pertanyaan di atas akan menunjukkan tingkat keyakinan dan kesiapan suatu perusahaan akan pentingnya proses pembelajaran bagi perusahaan.
Suatu pemahaman yang kurang tepat dalam proses pembelajaran adalah bahwa pembelajaran seringkali diartikan sebagai kegiatan penambahan pengetahuan-pengetahuan baru semata sehingga pengetahuan yang telah ada sebelumnya, yang dimiliki di dalam organisasi, menjadi terabaikan dan tidak dapat diidentifikasi lagi. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, maka diperkenalkan suatu konsep pengelolaan pengetahuan yang disebut dengan “Knowledge Management”.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.