Wednesday, March 24, 2010

Trust Sebagai Landasan Best Practices Sharing

Dalam riset manajemen strategis, studi tentang trust dibedakan dalam dua sudut pandang (Barney, 1990), yaitu sudut behavioral oriented yang berpendapat bahwa dalam kolaborasi antarmitra terdapat kecenderungan bahwa masing-masing mencari keuntungannya sendiri (opportunistic) sehingga satu sama lain tidak saling percaya (untrustworthy) (Mahoney, Huff dan Huff, 1993).
Sedangkan sudut economic oriented berpendapat bahwa antarmitra akan saling menguntungkan, dan kolaborasi dilandasi oleh kebijakan perusahaan dan disertai pengendalian atau control. Barney dan Hansen (1994) memodifikasi kedua pendekatan tersebut, dan mengusulkan bahwa para mitra dalam kolaborasi dapat menciptakan sikap saling percaya selama mereka menyadari bahwa mereka menangani sumber daya perusahaan yang sangat berharga, dan kolaborasi mempunyai tujuan bersama bagi perusahaan.
Nonaka (1991) menemukan bahwa trust merupakan prasyarat bagi best practices sharing, terutama bila kolaborasi dalam transfer knowledge yang rumit.
Penelitian Barney dan Hansen (1994) memberikan spesifikasi tentang peranan trust dalam kolaborasi, serta mengklasifikasikan trust dalam tiga tipe, antara lain:
  1. Weak form trust terdapat pada kolaborasi yang bersifat terbatas sehingga peluang opportunistik cukup kecil, tak terkait dengan sumber daya penting dalam perusahaan.
  2. Semi-strong form trust terdapat pada kolaborasi dalam konteks pengembangan sumber daya bernilai dan didukung oleh peraturan dan control untuk mengurangi niat opportunistik.
  3. Strong form trust terdapat pada kolaborasi pada sumber daya yang berharga, tanpa kebijakan, namun diharapkan berpedoman pada nilai-nilai dan prinsip manajemen yang menguntungkan semua pihak.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.